Pertama kali denger namanya, aku sangat wah, excited. Kayaknya hebat nih..keren, pikirku. Akhirnya, browsing deh tentang BIP ini. Baca, baca, dan baca... ternyataaa
THIS IS DISASTER!
Kawasan seluas 280 hektar itu akan disiapkan untuk tempat pertemuan kerjasama ekonomi negara-negara Asia Pasifik (APEC) pada tahun 2013 mendatang, dan rencananya akan dibangun cottage, hotel, dan lapangan golf. Selain itu akan dibangun pula wisma presiden sebanyak 23 wisma.
Mungkin setelah sekilas membacanya, tampak tak ada yang aneh dengan itu semua. Memangnya kenapa kalau ada BIP? Bukannya itu juga mendukung pariwisata di Bali dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar?
Nyatanya tidak. Sudah banyak aktivis lingkungan yang menolak megaproyek ini karena merusak lingkungan di daerah Jimbaran. Selain itu, juga menyalahi Surat Edaran Gubenrnur Bali tentang penghentian sementara pembangunan hotel di Bali Selatan. Sebab di kawasan Bali Selatan sudah overcapacity akomodasi, udah kebanyakan hotel dan bangunan penginapan yang lain. Alam Bali penuh gedung? Hell NO!
Selain itu ternyata tanah yang digunakan juga tanah sengketa. PT CTS menguasai tanah itu sejak tahun 1992, menggusur para petani yang telah turun temurun menggarap tanah itu dan memberikan ganti rugi yang tak sebanding, serta sertifikat tanah "bodong" yang tidak jelas. Tap, sejak dikuasai, tanah itu ditelantarkan begitu saja. Sungguh tragis karena harusnya tanah yang sudah diterlantarkan selama itu harusnya telah diambil alih oleh pemerintah sebagai status tanah terlantar dan didistribusikan untuk peningkatan kesejahteraan daerah.
Menurutku ini penuh kesadisan. Sumpah sadis banget. Sadis ke siapa? SEMUANYA!
Tanah Bali, bumi, warga Bali, petani sekitar, air, turis...
Miris. Baru aja kepikiran, "nasibnya GWK itu kok terlantar gitu ya?" Belum lagi rusaknya Pulau Serangan yang sekarang mangkrak, hancurnya daratan pesisir Pantai Dreamland, tidak maksimalnya Bali Pecatu Graha, eeeeeh sekarang nambah BIP. *sigh
Semoga saja para petinggi bisa bersikap bijak, tidak hanya mementingkan manusia-manusia serakah tanpa mengacuhkan ekologi Bali. Save our Bali!
No comments:
Post a Comment