4 August 2011

Harry Potter and The Deathly Hallows - part 2

Entahlah, sekarang aku harus merasa apa... Kalau dibilang sedih ya nggak mungkin, secara kita akhirnya ketemu setelah setahun (meskipun secara de facto seminggu rasanya seperti setahun) tak berkomunikasi sama sekali. Tapi kalau dibilang senang sebenernya tak juga. Alasannya? Banyak.

Pesanmu yang barusan seakan punya "pesan".
aku masih punya banyak orang untuk dipamiti sebelum aku ke Belgia... kira-kira begitulah...

Hmm, aku tak tahu apa yang telah mereka lakukan padamu di Jakarta seminggu yang lalu. Aku membayangkan kamu diikat lalu dicambuki terus ditampar-tampar hingga lidahmu kelu karena kamu sekarang HENIIIING SEKAALIIIII. Mulutmu seperti ditutup dengan kain tak kasat mata hingga terbungkam. Kamu tak se-"cerewet" biasanya dan itu sangat menggangguku. Oke, mungkin aku yang terlalu melebih-lebihkan dan kurang ajar karena menganggapmu seperti bank kata-kata yang harus selalu memberikan dongeng-dongeng tentangmu. Tapi rasanya aneh melihatmu terlalu diam seperti itu. 

Mungkin ketika di Jakarta, lensa matamu juga dicoret-coret pake tinta blur yang transparan karena sorotmu juga berbeda. Lebih "normal", tak "liar" seperti biasanya. Semangat menggebu-gebu serasa baru pertama kali melihatku juga tak terlihat di sana, di sorotmu. Yaaa mungkin aja kamu capek dan butuh istirahat lebih banyak makanya jadi agak gimana gitu (semoga ini yang benar).

Tapi santailah, meskipun setelah pulang nanti kamu berubah 540 derajat pun lo, aku tetap menerimamu apa adanya :D

nb: 
maaf tadi ketiduran pas nonton harpot, lemes banget aku gara-gara nggak sahur, hehehe. Meskipun aku nggak pernah nonton Harry Potter sekali pun, aku (sok) tau dikit-dikit lah ceritanya...:)>- 

No comments:

Post a Comment