Pagi yang ditunggu-tunggu Bob telah tiba. Hari ini dia akan bersepeda ke bukit. Bukit yang lumayan tinggi sebenarnya, tapi dia yakin bisa melampauinya. Bayangan akan pepohonan hijau dan kicauan burung yang merdu, yang akan menyambutnya di sana, membuat dia sangat bersemangat. Fajar sudah mulai mengintip, dia sudah siap dengan semua perbekalannya. Tapi buang waktu dia mulai mengayuh dan mengayuh...
Sepeda itu kecil, dengan ban yang kecil juga. Penuh semangat dia mengayuh,
tak kenal lelah
karena dia yakin di atas sana sudah menanti rumput hijau dan pepohonan. Di tengah jalan, tiba-tiba...
Duar!
bannya meletus. Dia sangat terkejut. Dia menangis karena bingung harus berbuat apa. Dia sudah mengayuh separuh jalan, kelelahan. Sekarang tiba-tiba bannya meletus. Tapi dia teringat rumput hijau di puncak bukit sana. Akhirnya dengan terseok-seok dia berusaha keras naik sambil menitih sepedanya yang bergoyang-goyang karena ban yang kempes.
"Sebentar lagi..."
katanya dengan sisa-sisa tenaga yang ada. Wajahnya terlihat sangat lelah, tapi masih terlihat ceria karena tak sabar melihat semua pemandangan indah di atas sana
Setelah sampai, ternyata dia melihat sesuatu yang sangat berbeda, dan itu membuatnya sedih. Pohon-pohon telah hilang, tanahnya gundul, burung-burung pun pergi entah kemana. Tempat itu luluh lantak,
seluluh lantak hatinya...
No comments:
Post a Comment