Keinginan ini muncul ketika aku berumur 13 tahun. Mungkin ini terlalu hebat untuk menjadi mimpi seorang anak berumur 13 tahun. Tapi mau bagaimana lagi?? Aku memang memimpikannya, dan aku yakin suatu saat
Tahun demi tahun berlalu, aku tetap menyimpan keinginan itu di dalam anganku. Meskipun aku mulai merasa keinginan itu mungkin hanya akan menjadi sebuah keinginan, aku tak pernah sedikit pun aku melupakannya. Mungkin takkan bisa terlupakan, karena keinginanku itu selalu mengisi hari-hariku. Ketika aku berpikir tanpa arah, keinginanku itu selalu mendominasi seluruh bagian otakku, otak kiri, kanan, tengah, dan belakang. Setiap bagian memiliki cara masing-masing untuk merangkainya menjadi sebuah keinginan. Aku pun tak kuasa melawan mereka semua, jadi kubiarkan saja mereka menggila dengan imajinasi mereka.
Setelah cukup lama merasa seperti itu, aku mulai berpikir...
Oh, apakah ini sebuah keinginan?
Atau obsesi?
Aku terobsesi?!
Setelah merenung lamaaaa sekali, aku sadar bahwa aku telah terobsesi dengan keinginanku ini. Waaah ini berbahaya, kalau sekedar ingin sih tak apa, tapi bila sesuatu yang mungkin hanya akan menjadi keinginan saja berubah menjadi obsesi diri... Ini tak bisa dibiarkan. Maka, mulailah kuhapus keinginanku itu sedikit demi sedikit dari otakku. Walau dengan hati tersayat-sayat aku tetap tegar melakukannya. Hingga akhirnya...
aku melupakannya.
Lalu, suatu hari...
Tiba-tiba seseorang datang dan berkata akan mewujudkan keinginanku. Seseorang yang cukup lama mengenalku. Wow, sangat mengejutkan tentunya. Sejenak dilema melanda otakku.
Haruskah aku kembali memeluk keinginan ini?
Yang telah ku kubur karena kurasa tak mungkin terwujud?
Hei! Tapi kini itu akan terwujud!!! Lalu apa yang ku takutkan?!
Setelah perdebatan yang tidak seimbang antara otak dan hati, akhirnya otakku kembali merajut gambaran-gambaran keinginanku dengan semangat. Ya, dengan semangat. Lalu, setelah aku berbicara dengan seseorang yang akan mengabulkan keinginanku, ternyata dia menawarkan syarat. Dan syaratnya tak mudah. Hahaha, siapa peduli. Apa pun syaratnya aku yakin bisa melaluinya. Aku juga yakin aku memiliki kemampuan untuk melewati syarat itu.
Singkat cerita aku berhasil melewati syarat itu. Yeeey! Setiap sel dalam tubuhku seakan merasakan kegembiraanku saat itu. Lalu, aku meminta apa yang selama ini kuinginkan kepada orang itu dan orang itu berkata, "Iya, tunggu sebentar ya..."
"Okay!" kataku dengan semangat.
Purnama telah muncul berkali-kali, dan aku tak pernah lelah mengingatkannya akan janjinya itu. Tapi jawabannya tetap sama. Aku pun tetap menunggu...
Setelah bertahun-tahun, keinginanku masih belum menunjukkan tanda-tanda akan terwujud. Ah! Aku mulai menyesal mengapa dulu aku membiarkan otakku merajut kembali keinginanku itu. Aku telah lelah mengingatkannya. Biar sajalah, kalau dia ingat ya syukur, kalau tidak ya tak apa. Toh syarat yang dulu dibuatnya bermanfaat bagiku, yang membuatku menjadi seperti sekarang ini. Aku memaafkannya, tapi tak mudah melupakan sebuah mimpi yang pernah dilupakan sebelumnya. Jadi aku tetap menyimpannya...
Lalu, suatu hari tiba-tiba orang itu mengajakku pergi menuju suatu tempat dimana keinginanku berada. Oh, akankah dia ingat janjinya dahulu? Tapi aku tak mau terlalu berharap. Belajarlah dari pengalaman, begitu kata pepatah.
Dan ternyata benar. Dia tak bermaksud memberikannya untukku. Dia bermaksud memberikannya kepada orang lain yang menurutku mungkin tidak terlalu menginginkannya, dan dia mengajakku karena menurutnya aku lebih tahu mengenai hal ini. Hahaha! otakku tertawa getir.
Ketika kupikir aku akan baik-baik saja, ternyata aku salah. Rasanya cukup sakit, sangat sakit bahkan. Wew, sedih mendadak. Disana aku hanya berkata ya dan tidak pada setiap pertanyaannya. Aku tak kuasa memberikan pendapat, hatiku terlalu hancur. Hahaha! Lagi-lagi otakku tertawa getir. Lalu setelah selesai, akhirnya aku pulang bersama jutaan Hahaha!
Tapi setidaknya hal itu memberiku banyak pelajaran. Pertama, jangan pernah berjanji jika kamu tidak bersungguh-sungguh untuk menepatinya. Kedua, jangan terlalu terobsesi terhadap sesuatu. Ketiga, ayo menggambar! Karena dengan gambar, segala yang kamu inginkan bisa tercipta...
Meskipun begitu, aku tak akan pernah melupakan keinginanku...
No comments:
Post a Comment