24 April 2011

Lebanonmu-Lebanonku (Part 1)

~Kahlil Gibran~

Engkau memiliki Lebanonmu dengan dilemanya. Sementara aku memiliki Lebanonku dengan keindahannya.

Engkau memiliki Lebanonmu dengan segala konflik yang berkecamuk di sana. Engkau memiliki Lebanon, aku terima itu. Sementara aku memiliki Lebanon dan tidak aku terima apa pun lainnya kecuali abstrak absolutnya.

Lebanonmu adalah simpul politis yang selama bertahun-tahun dicoba untuk diuraikan, dan Lebanonku terdiri dari bukit-bukit yang menjulang dengan wibawa besar dan agung ke langit biru.

Lebanonmu adalah masalah internasional yang dirundung bayang-bayang malam. Dan Lebanonku terdiri dari lembah-lembah sunyi dan misterius, yang lereng-lerengnya mengandung suara lonceng-lonceng dan gemercik sungai-sungai.

Lebanonmu adalah pedang perkelahian, di mana orang-orang dari barat berperang dengan orang-orang selatan. Lebanonku adalah doa bersayap yang mengambang di pagi hari ketika para gembala mengiring kawanan mereka ke padang, dan kemudian terbang pada petang hari ketika para petani kembali dari ladang-ladang mereka dan kebun-kebun anggur mereka.

Lebanonmu adalah perintah gurita dengan banyak belalai. Lebanonku adalah bukit tenang dan anggun yang terletak antara laut dan dataran seperti penyair di antara pencipta dan keabadian.

Lebanonmu adalah sebuah tipuan dari Ajak ketika dia bertemu dengan Hyena, dan Hyena berencana jahat terhadap serigala. Lebanonku terdiri dari kenangan-kenangan yang mengingatkan aku pada nyanyian gadis-gadis muda di malam bulan purnama, dan nyanyian-nyanyian gadis-gadis kecil di antara penebar gandum dan pemeras anggur.

Lebanonmu adalah papan catur yang diletakkan di antara seorang pemimpin agama dengan seorang pemimpin militer. Lebanonku adalah seorang kuil yang kau kunjungi di dalam batinku, ketika pandangan mataku letih dengan wajah peradaban yang bergerak maju di atas roda-roda.

Lebanonmu adalah satu orang yang membayar upeti dan seorang lainnya yang memungut pajak. Lebanonku adalah satu orang yang kepalanya dipangku oleh lengannya, bersantai dalam bayang-bayang pohon cedar, lupa akan segala, kecuali Tuhan dan cahaya matahari.

Lebanonmu hidup dari kapal-kapal dan perdagangan. Lebanonku adalah pikiran yang jauh, hasrat yang hangat, dan sepatah kata mulia yang dibisikkan bumi di telinga alam semesta.

Lebanonmu terdiri dari sekretaris, pekerja, dan direktur. Lebanonku adalah kegagahan muda, kekuatan tengah baya, dan kearifan tua.

Lebanonmu adalah sebuah negeri pidato-pidato dan pertengkaran-pertengkaran. Lebanonku adalah ocehan burung-burung hitam, desiran daun-daun pohon jati dan hawar, serta gema seruling dalam goa dan ceruk.

Lebanonmu tak lain hanyalah tipuan yang bersembunyi di balik keterus-terangan palsu, kemunafikan yang ditutupi gaya dan keculasan. Lebanonku adalah kebenaran telanjang yang sangat apa adanya yang tercermin dalam kolam sekeliling air mancur. Ia hanya melihat wajahnya yang tenang dan bahagia.

Lebanonmu terdiri dari hukum-hukum dan pasal-pasal di atas kertas, perjanjian-perjanjian dan fakta-fakta dalam catatan negara. Lebanonku adalah pengetahuan batin, pengetahuan yang dilahirkan dalam misteri-misteri kehidupan, dan hasrat yang bangun menyentuh lembut tepi-tepi ketidaksadaran, ia sedang bermimpi.

Lebanonmu adalah seorang tua yang hanya memikirkan dirinya sendiri sambil mengusap janggut dan mengerutkan keningnya. Lebanonku adalah seorang muda yang berdiri bagai benteng, tersenyum bagai fajar, dan mengerti orang-orang lain seperti dia mengerti dirinya yang terdalam.

Lebanonmu terkadang memisahkan diri dari Syria, lalu menempelkan dirinya kembali. Ia menipu kedua pihak dan habis dibagi oleh keduanya. Lebanonku tidak memisahkan diri dan tidak menempelkan diri, dan tidak mengenal takluk maupun kalah.

No comments:

Post a Comment