23 May 2011

Tanpa Kata

Nampaknya kini susah sekali bagiku untuk berkata-kata. Rasanya malas saja untuk melontarkan kata, meskipun hanya sebuah. Bahkan untuk bertanya kenapa ini kenapa itusesuatu yang sangat sering kulakukan hingga membuat orang sekitarku senewenaku enggan melakukannya. Mamaku pun berkomentar soal yang satu ini.


"Tumben nggak cerewet? Ada apa?"


Ada apa? Aku juga bingung ada apa. Aku sadar ada yang salah tapi ku tak tahu apa. Kemampuan berkata-kataku hilang. Aku bisu! A-KU-BI-SU! Bahkan aku juga malas menulis. Rasanya ingin tidur saja. Yaaa, tidur. Sekarang, ketika bercakap, aku lebih sering menatap mata seseorang lalu mengangguk/menggeleng/menghela napas panjang. Jika ada hal yang ingin kukatakan selain ya dan tidak, biasanya aku menggambarnya. Contohnya ketika aku ingin minum, aku menggambar gelas berisi air yang sangat banyak hingga tumpah, lalu bangkit dan mengambil air dan minum. Semua kulakukan dalam diam, tak bersuara.


Dalam hal musik pun begitu. Ini ironi. Seorang vokalis band, tapi malas untuk mendengar sebuah lagu yang ada vokalnya. Kini telingaku penuh dengan musik instrumental. Apa pun, pokoknya instrumental. Bahkan aku punya satu lagu yang isinya hanya suara drum gedebag gedebug gak jelas, tanpa instrument lain. Aneh? Memang. Tapi aku menikmatinya. Terasa lebih baik dibanding sebuah lagu dengan vokal terindah sekali pun.

Aku menikmati keheningan ini. Tenang tapi gelisah. Lega tapi curiga. Hebat tapi payah. Terang tapi takut. Ramah tapi meneror.  

Sentimental...




"Asturias"-my favorite part 

No comments:

Post a Comment