15 July 2013

Motivasi, Tanggung Jawab, dan Loyalitas

Kondisiku sedang lelah sewaktu menuliskan ini semua,
jadi mungkin ini hanyalah paragraf-paragraf aneh yang kelak akan kau sesali
karena sudah menghabiskan waktumu untuk membacanya.
Tapi kalau kau tetap ngin membacanya, itu pilihanmu.
Hanya saja aku sudah memperingatkanmu.



Di dunia sekarang, kehidupan tak lebih dari sekedar jual dan beli. Semuanya harus ada barter, kalau tak punya apa pun, tak akan dapat apa pun. Sama halnya jika ingin melakukan sesuatu, biasanya ada hal yang ingin didapatkan. Seringkali "pamrih" itu yang membuatmu mau melakukan sesuatu. Bahkan sampai rela bertaruh nyawa, untuk merengkuh semua yang diinginkan. Lalu manusia modern menyebutnya dengan bahasa yang terkesan hebat: motivasi.
Kemudian ada suatu masa di mana sesuatu didapat terlebih dahulu, barus setelah itu mau tak mau harus 'membayar'-nya. Seringkali tak rela dalam membayarnya, tapi tak bisa lagi mengelak karena sudah terlanjur 'mendapatkan', baik sengaja maupun tidak. Lalu manusia modern menyebutnya dengan bahasa yang terkesan hebat: tanggung jawab.
Tahukah kau apa yang terjadi bila kedua hal itu dikawinkan? Ketika itu terjadi, lahirlah sebuah sebutan baru. Manusia modern menggunakan istilah itu untuk 'mengikat' seseorang, yang akan diberi atau telah diberi, sehingga menjadikan mereka rela melakukan apa pun karena pemberian itu. Tanpa perlu ku tuliskan, aku tahu kalian tahu apa istilah itu...

aku pernah bermimpi, ada sebuah dunia yang
tak perlu harus mendapatkan sesuatu ketika ingin melakukan sesuatu,
tak perlu harus melakukan sesuatu ketika telah mendapatkan sesuatu,
tak perlu ada 'ikrar' ketika ingin setia melakukan sesuatu,
sayang aku tak tahu bagaimana menyebutnya...
ikhlas? entahlah,
bahkan ikhlas terasa tak ikhlas ketika terucap.

No comments:

Post a Comment