23 April 2011

Selamat!

Pagi yang dingin. Rintik-rintik hujan mengetuk permukaan tanah, ingin bersembunyi dari sinar mentari di balik hangatnya kerak bumi, meresap masuk ke dalam tanah. Padahal sinar mentari belum muncul sempurna, tapi mereka seakan-akan tak mau terlihat sedikit pun oleh matahari.

Tak lama kemudian, matahari mulai mengintip, menerawang bumi dari balik ujung rambutnya, yang membentang sangat jauh, sejauh mata memandang. Rintik hujan masih belum semuanya berhasil bersembunyi. 

Mereka yang masih berlari turun ke bawah di kala matahari memandang, berteriak pasrah. Hingga, pohon-pohon pun bersedih, karena sebagian dari rintik itu lenyap tak berbekas. Menguap. Yang lainnya masih berusaha mengetuk tanah-tanah berumput. 

Seperti tak mau ketinggalan, angin pun datang, ikut meramaikan suasana pagi tenang. Membelai lembut rumput-rumput, membuat eforbia yang menjulang tinggi melambai, mengharukan. Nampaknya rumput-rumput itu senang. Terpujilah wahai udara yang mengalir tadi.

Pagi tak lagi dingin, dan matahari tersenyum menatap rintik-rintik hujan yang menggantung di ujung rumput. Selamat! katanya.


No comments:

Post a Comment