27 April 2011

Lebanonmu-Lebanonku (part 2)

Lebanonmu-Lebanonku (part 1)...


Bagimu Lebanonmu, bagiku Lebanonku.

Ambillah Lebanonmu dan anak-anaknya.

Dan siapakah anak-anak Lebanonmu?

Biarlah kotoran rontok dari matamu agar aku perlihatkan padamu realitas anak-anakmu. Mereka adalah yang melihat jiwa-jiwa mereka dilahirkan dirumah sakit, rumah sakit Barat.

Mereka adalah yang melihat pikiran-pikiran mereka yang terbangun dalam lengan-lengan si kikir yang berlagak dermawan.

Mereka adalah tongkat yang bengkok kesana-kemari tanpa mereka kehendaki, yang bergetar pagi dan petang tanpa menyadarinya. Mereka adalah perahu yang mencoba menerjang laut yang menggelora tanpa layar dan bilah kemudi, sementara nahkodanya tak lain adaah monster-monster goa. Dan bukankah setiap ibukota Eropa itu adalah goa yang penuh monster?

Di kalangan mereka sendiri, mereka kuat dan fasih. Tetapi dihadapan bangsa Eropa, mereka lemah dan bisu.

Di mimbar-mimbar dan koran-koran, mereka itu liberal, pemburu, dan berapi-api. Tetapi di hadapan orang-orang Barat, mereka jinak dan terbelakang.


Mereka adalah yang berkoak bagai katak ketika membual, dan mereka telah terlepas dari musuh lama yang kejam, tetapi musuh itu tetap terkandung dalam daging mereka.



Mereka adalah yang tidak melihat bencana itu menguras kantong-kantong mereka. Dan bila mereka bertemu dengan seseorang yang jiwanya lapar, mereka akan menertawainya dan menghindari dari dia, mempermalukan dia seperti bayangan yang mengembara ke seluruh dunia bayangan.



Mereka adalah budak, yang rantai belenggunya telah berkarat dan menjadi aus dimakan waktu, dan percaya bahwa mereka telah benar-benar dibebaskan.


Seperti itulah anak-anak Lebanon!

Siapa di anatara mereka yang akan mewakili kekuatan batu-batu Lebanon, kemuliaan gunung-gunungnya, kejernihan airnya, dan keharuman udaranya?


Siapa di antara mereka mampu berkata, “Kalau aku mati, aku akan meninggalkan negara yang sedikit lebih baik ketika aku lahir?”

Adakah satu saja di antara mereka yang akan berani berkata, “Sungguh, kehidupanku adalah setetes darah dalam urat nadi Lebanon, dan secercah senyum di bibirnya?”

Seperti itulah anak-anak Lebanonmu!
Betapa agungnya mereka terlihat dimatamu, dan betapa kecilnya di mataku.

Berhentilah sejenak dan bukalah matamu lebar-lebar, sehingga bisa kuperlihatkan padamu realitas anak-anak Lebanonku.

Mereka adalah pembajak-pembajak tanah yang merubah tanah-tanah gersang menjadi taman-taman dan kebun buah-buahan.

Mereka adalah gembala-gembala yang menggiring kawanan mereka dari satu lembah lain sehingga menjadi gemuk dan berkembang biak, hingga daging mereka tersedia untuk meja kalian dan bulu mereka untuk pakaian bagi tubuh kalian.


Mereka adalah para pekerja kebun anggur yang memeras buah anggur untuk membuat minuman anggur dan jelinya.


Mereka adalah para bapak yang menjaga pohon murbeinya dan para ibu yang memintal benang sutranya.

Mereka adalah orang-orang yang memanen gandum, yang istri-istrinya mengumpulkan hasil-hasilnya dengan tangan-tangan mereka.

Mereka adalah para penyair yang mencurahkan jiwa mereka ke dalam gelas-gelas anggur baru para penyair alam itu yang menyaksikan tangisan dan lagu tanah-tanah sebelah timur Laut Tengah.

Mereka adalah yang meninggalkan Lebanon dalam keadaan miskin, yang tinggal memiliki api dalam hati dan kekuatan dalam lengan-lengan mereka, dan ketika mereka kembali, tangan-tangan mereka penuh sesak dengan kekayaan bumi dan kepala mereka dimahkotai bunga kemenangan.

Mereka adalah penakluk di mana pun mereka bermukim, dan para pemikat di mana pun mereka berada.

Mereka adalah yang dilahirkan dalam gubuk-gubuk dan mati dalam rumah pengetahuan.

Seperti itulah anak-anak Lebanon!
Mereka adalah obor-obor yang menentang angin dan garam yang menundukkan waktu.

Mereka adalah yang maju dengan langkah-langkah tegap ke arah kebenaran, keindahan, dan pemenuhan.

Apa yang tersisa dari Lebanonmu dan anak-anaknya pada akhir abad ini?

Katakan padaku, apa yang akan engkau wariskan pada masa depan selain manusia-manusia garang, pengkhayal, dan pecundang?

Apakah engkau berharap waktu akan menyimpan sisa-sisa pengingkaran-pengingkaran culas, kecurangan, dan tipu dayamu dalam kenangannya?

Apakah engkau percaya bawa udara di atas menyerap bayangan-bayangan kematian dan bau-bau busuk dari kuburan?

Apakah engkau masih memuja ilusi dan menyatakan bahwa kehidupan menutupi ketelanjangannya dengan gombal?

Aku katakan ini padamu, dan kebenaran adalah saksiku.
Biji zaitun terkecil yang ditanamkan oleh orang desa di kaki Gunung Lebanon akan lebih panjang usianya daripada semua kegiatan dan petualanganmu. Dan bilah bajak dan bajak yang ditarik oleh sapi-sapi pada lereng-lereng Lebanon itu lebih berharga dan lebih terhormat ketimbang gabungan impian-impian dan ambis-ambisimu.

Aku katakan ini padamu, dan naluri alam semesta mendengarkan aku.
Nyanyian gadis kecil yang mengumpulkan bunga-bunga di lembah-lembah Lebanon akan hidup lebih lama ketimbang pernyataan-pernyataan dari yang paling berkuasa dan paling mulia diantara kamu.

Aku katakan ini padamu, bahwa engkau tidak berharga. Dan hendaknya engkau ketahui, kejijikanku terhadapmu akan berubah menjadi iba dan kasihan. Tapi engkau tidak tahu itu sama sekali.

Bagimu Lebanonmu, bagiku Lebanonku.

Engkau punya Lebanonmu dan anak-anaknya, dan berpuashatilah dengan itu. Oh, jika saja engkau berhasil meyakinkan saudara-saudaramu bahwa ia sama kosongnya dengan gelembung udara!

Sedangkan aku? Aku yakin Lebanonku dan anak-anaknya, dan dalam keyakinanku, bertahtalah kesunyian segar dan ketentraman.

No comments:

Post a Comment